Membunuh waktu

Waktu menunggu adalah waktu yang sangat membosankan. Sepuluh menit saja sudah terasa sangat lama. Bosan. Pengen ngerjain sesuatu. Bersyukurlah karena sekarang jamannya smart phone yang bisa dengan mudah akses internet sekedar twitteran atau baca koran. Sayangnya, hal itu juga lama-lama bakal jadi membosankan. Kalau cuma nunggu 10 menit mungkin masih oke. Kalau sampai 3 jam? Mau ngapain?

Dalam beberapa bulan yang lalu (sept-okt), aku sering sekali melakukan perjalanan ke luar kota. Melakukan beberapa kegiatan di sana, dan salah satunya menunggu. Aku pernah menunggu sekitar 3 jam. Dan percayalah bahwa menunggu itu membuat orang merasa lebih cepat lapar! Aku buktinya. Awalnya aku jalan-jalan, cari cemilan, cari minum. Dan masak iya mau jalan 3 jam? akhirnya duduk. Ketemu orang, ngobrol bentar, dan masih baru 40 menit terlewat, masih lama. Bisa gila.

Kegiatan andalanku dalam membunuh waktu selain main keluar bareng teman2, main game, nonton tivi, dan tidur, ya baca buku. 4 kegiatan awal tidak mungkin di lakukan. Saat itu tidak ada teman buat main, tidak ada game, tidak ada tivi, dan tidak ada kasur! Satu-satunya solusi adalah baca buku. Makanya tiap pergi agak jauh dan diperkirakan bakal ada masa tunggu cukup lama, aku selalu bawa buku. Satu cukup. Seperti ketika itu dalam sisa sekitar 2 jam, buku Berani Mengubah-nya Pandji selesai dilahap. Tidak terasa. Terlalu nikmat.

Suatu ketika lain saat pergi ke kota lain, jadwal ketemuan itu jam 15.00. Dan saya keluar rumah jam 06.30. Oke berapa waktu menunggu? lama gitu aja. Saya habiskan dengan dilama-lamain makan sarapan. Habis itu sok-sok melihat rute dan shuttle bus. Duduk terus mantengin HP. Ngitung juga berapa waktu yang dibutuhkan untuk satu bus lewat. Sudah tahu, akhirnya naik bus juga. Dan waktu masih menunjukkan pukul 07.38. Masih sangat lama. Bahkan saking bingungnya mau ngapain aku sampai jalan kaki mungkin 1 kilo ada. Nyari swalayan tapi nihil. Panas, akhirnya ke mall terdekat. Dan tentu saja mall belum buka. Waktu masih menunjukkan pukul 08.25. Itu adalah pertama kalinya menunggu mall buka, haha. Malah hujan deres banget angin kencang juga ada. Ngeri. Dan akhirnya mall buka jam 10.00, aku masuk. Tempat pertama yang aku cari adalah gramedia. Cari buku yang kebetulan sudah terbuka. Capek berdiri, cari tempat yang bisa duduk dengan sangat lama tanpa diperhatikan orang lain. Tempat makan cemilan. Oke beli saja satu minuman. Dan mari membaca buku yang sudah dipersiapkan, haha. Satu buku habis. Waktu menunjukkan pukul 13.30. Aku sholat, ganti baju, dan mari mengobrol. 

Sebelum proses mengobrol aku disuruh bercerita, menulis dalam bahasa inggris tentang diri sendiri. Pas banget dengan buku yang aku baca. Gaya penulisan pun jadi lebih tertata karena baru saja membaca buku biografi. Penulisan selesai. Saatnya ngobrol. Dan guess what. Dia tanya buku apa yang terakhir aku baca. Yah jelas banget masih ada di ingatan. Orang baru beberapa jam yang lalu aku selesai baca, haha. Pembicaraan itu berlangsung dengan sangat cepat, dan aku berhasil menikmatinya. Sekali lagi, buku yang aku baca menyelamatkanku dari ke grogian. Menambah pengetahuan sih, haha.

Satu hal yang pasti, menunggu itu bagian dari hidup. Saat aku menulis ini pun, aku sedang menunggu adzan. Saking bingungnya harus ngapain lagi untuk membunuh waktu. Gak ada buku. Gak ada temen ngobrol. Hanya aku sendiri, dan laptop yang sedari tadi gak berhenti menyala. Sendirian itu tidak enak, apalagi saat jauh dari orang lain. Cari kesibukan yang bisa membunuh waktumu. Buatku, selain 5 hal yang sudah disebutkan di atas, aku suka menulis. Seperti yang aku lakukan saat ini. Ups, sudah 30 menit lebih berjalan. Dan tidak terasa tulisan ini selesai.

Karawang, 6-1-2014, 17.01 jam laptop.
Tentang pengalaman pribadi dengan kata menunggu, dan pembunuhan waktu.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »