rasa yang berbeda


Pada akhirnya aku sadar, ini bukan masalah janji, atau tanggung jawab, atau proker, atau professionalisme. ini lebih dari itu semua. ini adalah rasa, yang (gak tau) hanya bisa kamu resapi ketika mengalaminya sendiri.

Hari selasa tidak tahu kenapa terasa sibuk. pagi2 sudah dihebohkan dengan program yg gak mau jalan, yg mana setelah dtelusuri gara2nya cm karena ada satu bagian yg harus dtulis dua kali, brr.. dan lagi dapet kabar sms tentang tangan2 jahil yg gak bisa dibiarkan bebas. lengah sedikit saja fatal akibatnya, paraah.. bikin mikir jg sih ni.. tapi yaa.. sejenak lupakan, good morning :)

banyak hal yg terjadi, dan semua aku nikmati. siang pun berlalu, aku sibuk dengan hape, sms banyak juga, tanya kabar anak2 dan kesediannya ikut mengajar rutin. tapi orang2 terbaikku justru sedang ada yang harus dikerjakan, gak masalah, itu tanggung jawab mereka (dan ini tanggung jawabku??lhoh). akhirnya ak berangkat seperti biasa setelah sholat ashar. merasa ada janji dan kenyataan bahwa ini adalah sebuah tanggung jawab. seperti itu.

sampai di tempat tujuan, belum sampai sih, aku senyum2 dewe melihat anak2 jalan bersama2 menuju masjid. yang selanjutnya melambaikan tangan sambil tertawa melihat aku datang. heboh seperti biasa. dan sampai masjid ak datang hanya ada tas, anak2nya kosong. mereka trnyata sedang asyik bermain d TK sebelah. ramai sendiri. sampai akhirnya satu temanku dan takmir TPA di sana datang. TPA dimulai dengan bacaan tasmiyah, doa menuntut ilmu, dan doa untuk kedua orang tua, teng teng teng..

pembukaan berjalan lancar, meski beberapa anak masih kurang semangat sih. tapi gak masalah, nanti makin lama semangatnya muncul dwe seperti biasa. aku pun mulai absen yang putra, putri satu temanku yang absen. di daftar absen awal hanya ada 8 nama(sepertinya), itu pun setelah diabsen hanya 5 orang yang hadir. astagirullaahh.. tapi masih banyak putra yang hadir, akhirnya aku nulis nama2 yang belum sempet ditulis. aku tunjuk satu2, meminta mereka sebut nama untuk aku data. dan sampai nama terakhir, angkanya mencapai 21. lhooh?? banyak bangeet, haha.. melihat lagi semuanya baru aku sadar, belum pernah sampai sebanyak ini.

acara baca iqro' pun dimulai, putra semuanya aku yang pegang. menggerubuti dan berebut mau ngaji duluan. ada yang saling tereak, gak mau kalah, suk-sukan ke depanku bawa iqro', menarik tanganku, bahkan minta pangku. komplit. dan akhirnya sesuai absenlah mereka ngaji. adil menurutku, dan bagusnya mereka manut, bisa menerima. sewaktu ada yang ngaji, suara kicau anak2 bermain selalu menghiasi, berisiiikk, haha... meski begitu ada beberapa anak dengan sabar selalu disampingku sambil bertanya, "mas, aku kapan??", dengan mukanya yang polos.

sampai di giliran anak yang sangat kecil menurutku. diajak kakaknya ikut ngaji. anaknya lucu, imut2, manut, agak malu2 jg sih, haha.. kakaknya yang membukakan iqro'. jilid satu halaman 1. aku mulai " a, ba", menunjuk huruf2 yang ada. "yang tegak seperti ini a, yang ini ba,.. aa, ba,, apa??". "a, ba", dia mengikuti. selanjutnya aku hanya menunjuk hurufnya satu per satu. dia membaca, menyebut hurufnya masing2. sampai akhir halaman. belum sampai akhir jg ding, mendekati. aku senyum dewe gak jelas. dan ketika huruf terakhir halaman itu dibaca aku peluk dia, tak cium kepalanya (refleks :p). bocah kecil itu namanya fadhil, 4 tahun. baru saja masuk paud. masih sangat kecil menurutku. setelah hampir satu tahun aku mengajar TPA, ini adalah pertama kalinya ak begini. yaa.. ini adalah pertama kalinya fadhil baca iqro'. pertama kalinya ak mengajari seorang anak benar2 dari nol. Subhanallah..

pada akhirnya aku sadar, ini bukan masalah janji, atau tanggung jawab, atau proker, atau professionalisme. ini lebih dari itu semua. ini adalah rasa, yang (gak tau) hanya bisa kamu resapi ketika mengalaminya sendiri. mungkin kepuasan pribadi jg sih. rasa bahagia melihat kebahagiaan orang lain. senyum jujur anak2, kepolosan mereka, seperti tidak ada beban.. nikmat sekalii hidupnyaa, haha.. kebanyakn dari mereka adalah anak yang sangat ramai, tetapi beanr2 berubah ketika mengaji. dan satu hal yang selealu mereka lakukan, senyum ke arah pengajar ketika selesai ngaji. wajahnya ituu.. yaa sperti itulah kita tau :)

memang begitu adanya.. aku sadar.. ini adalah rasa yang berbeda..

kita ada di suatu tempat bukan karena disuruh, atau rasa tidak enak, karena tanggung jawab, atau berbagai alasan lain. kita ada di sini karena kita mencintai tempat ini.. mencintai apa-apa yang ada didalamnya.. dan bahwa ini memang sswtu yang memang kita pilih..
mari mencintai dan menikmati setiap pekerjaan yang kita lakukan :)

Friday, September 30, 2011

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »